MALL
Merupakan
pengembangan dari Pusat Perbelanjaan yang dipadukan dengan sarana rekreasi dan
hiburan. Dan umumnya bentuknya berupa selasar yang panjang. Barang yang
diperdagangkan adalah barang kebutuhan sehari-hari sampai kebutuhan khusus.
a) Tipe-tipe
Pusat Perbelanjaan dan Hiburan ( Mall )
Tipe mall digolongkan dalam 3 (tiga) bagian yaitu 6) :
(1) Mall
terbuka ( The Open Centre )
Awalnya berkembang di Eropa, daya tarik dari tipe mall ini
terletak pada facade bangunan yang mengapit jalur pedestrian.
Mall tipe ini juga memberikan kesan alami, hal ini terlihat
pada arcade seperti pohon, semak-semak, bungan dan kursi taman.
Tipe mall ini juga mempunyai kelemahan, utamanya bagi
negara yang memiliki 4 (empat) musim. Yaitu adanya hambatan dari iklim,
sehingga kegiatan perbelanjaan tidak dapat berlangsung sepanjang tahun.
Mall terbuka dapat dibedakan lagi atas 3 (tiga) jenis,
yaitu :
Full Mall, Transit Mall dan Semi Mall.
(a) Full
Mall
Full Mall dihasilkan oleh jalan yang tertutup yang dulunya
digunakan oleh lalu-lintas kendaraan dan kemudian mengembangkan pedestrian atau
plaza dengan paving, pohon-pohon, tempat duduk, penerangan dan
kenyamanan-kenyamanan lainnya seperti sculpture dan batu-batuan.
(b) Transit
Mall
Transit Mall dikembangkan dari pemindahan lalu-lintas
automobil dan truk pada site jalan dan hanya membiarkan lalu-lintas publik
seperti bus dan taxi. Parkir pada jalan dilarang, jalur pejalan kaki diperlebar
dan asesories lainnya ditambahkan.
(c) Semi
Mall
Pada Semi Mall jumlah lalu-lintas dan parkir dikurangi.
Pengembangan area pedestrian yang akan dihasilkan akan dilengkapi dengan
pepohonan, tempat duduk, penerangan dan asesories lainnya.
(2) Mall
Tertutup ( The Closed Mall Centre )
Mall tertutup memiliki konsep yang lengkap dimana penjual
dan pembeli terlindung dalam satu area tertutup (bangunan) dan tempat
pengaturan pengkondisian ruang, sehingga kegiatan jual beli dapat berlangsung
sepanjang tahun.
Mall tertutup dapat menjadi community centre bagi kegiatan
sosial seperti kegiatan promosi, eksebisi, sekedar tempat berjalan-jalan dan
lain-lainnya.
Pada dasarnya Mall Tertutup menerapkan konsep mall kedalam
bangunan. Konsep ini door street ini diterapkan secara konsekuen, sehingga
elemen-elemen luar dan elemen jalan seperti lampu-lampu jalan hadir secara
nyata dalam mall tertutup.
Selain terdapat pengaturan pengkondisian ruang, jenis mall
ini juga menggunakan pecahan buatan (artifical lighting) untuk membantu
menciptakan suasana yang diinginkan, tetapi ada juga yang menggunakan skylight
sebagai salah satu elemen utama mall.
Dalam merencanakan Mall tertutup, terdapat beberapa faktor
yang harus diperhatikan, yaitu :
(a) Magnet/Anchor
Dalam menghidupkan susana dan minat pengunjung, maka suatu
perbelanjaan haruslah dibuat unsur penarik yang disebut magnet atau anchor.
Magnet tersebut dapat berupa supermarket atau fasilitas rekreasi lainnya
seperti cineplex, food court/restorant, playground.
Penempatan dari magnet ini dapat bermacam-macam.
Tetapi umumnya penempatan magnet menggunakan pola ‘Pimpong
Effect/Dumb Bell’. Dengan adanya pimpong Effect tersebut, membuat mall menjadi
daerah pergerakan aktivitas yang tinggi sehingga tidak ada retail shop yang
tidak dilalui oleh pengunjung.
(b) Tenant
Mix
Pengaturan dari pihak-pihak penyewa yang akan menempati
retail-retail shop dan anchor, ditempatkan sesuai dengan tingkat ekonomi mayoritas
pengunjung dan selera dari pengunjung.
Pengaturan dan penempatan jenis-jenis retail tersebut harus
sesuai dengan penempatannya, sehingga antara retail yang satu dengan yang
lainnya tidak saling mengganggu.
Perbandingan jumlah antara anchor dan retail-retail
tersebut adalah 40 : 60. Hal ini dipertimbangkan dari infestasi
dan pengambilan modal.
(c) Desain
Kriteria
Dalam perencanaan suatu mall haruslah terdapat
kriteria-kriteria tertentu bagi para penyewa dalam mengatur retail yang
disewanya, agar dapat membentuk satu kesatuan dengan retail-retail lainnya.
Juga haruslah memperhatikan orientasi mall kedalam dan
tidak banyak bukaan-bukaannya.
Perencanaan suatu mall harus memperlihatkan kesan santai
atau rilex, menyenangkan dan mudah dilalui juga harus diperhatikan pintu masuk
yang jelas dan pintu keluar dari unit utamanya. Lay Out dari mall dibuat secara
sederhana, mudah diidentifikasikan serta tidak membosankan.
(3) Gabungan
Mall Terbuka dan Tertutup (The Composite Mall Centere).
Merupakan mall yang sebagian terbuka atau sebagian tertutup
maksudnya yaitu bahwa selasar disepanjang arcade toko-toko ditutup oleh atap
tembus pandang dan ada atap penghubung antara toko-toko yang saling berhadapan.
Sehingga tidak semua pedestrian mall perlu ditutup. Hal ini untuk
mengantisipasi keadaan dimusim dingin.
Unsur-unsur Pembentuk Lay Out Pusat Perbelanjaan dan Hiburan
Paths
Paths adalah jalur sirkulasi atau jalur pergerakan manusia.
Contohnya jalan, pedesterian, dan jalur kereta.
Paths juga berfunsi sebagai penghubung antara beberapa
node.
Nodes
Nodes adalah pusat dari aktifitas. Baik berupa pertemuan
dari paths maupun persilangan dari beberapa paths, atau menunjukkan pada suatu
konsentrasi tertentu seperti plaza.
Yang dimaksud dengan Nodes pada bangunan mall adalah anchor
tenant (penyewa utama) yang menjadi daya tarik pada konsumen. Perletakan nodes
disetiap pengakhiran poreder yang terdapat disetiap lantai suatu mall. Jarak
maksimal antara magnet tersebut disetiap lantainya maksimum 200 meter,
sedangkan jarak optimumnya 180 meter.
1 komentar:
seru sekali kak baca blognya
rusia
Posting Komentar
;