SKALA RUANG PADA PUSAT DESAIN ARSITEKTUR

Skala Ruang Pada Pusat desain Arsitektur
Teori skala juga sangat berperan dalam upaya menciptakan kesan pengamat terhadap ruang dan bangunan yang diciptakan. Skala yang baik dalam arsitektur dapat menggambarkan perhubungan elemen-elemen visual dan tekstural terhadap keseluruhan, terhadap satu sama lain, dan terhadap pengamat yang telah direncanakan dan diatur guna menunjang kepuasan visual pengamat dan kesesuaian rancangan yang dibangun. Skala ruang dapat dibagi dalam empat golongan :
a.   Skala akrab, dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang nyaman dan akrab.
b.  Skala wajar, terjadi karena penyesuaian yang "wajar" antara  ukuran ruang dan kegiatan di dalamnya, berdasarkan kenyamanan jasmani dan rohani.
c.   Skala megah, ditimbulkan oleh ukuran ruang yang berlebih bagi kegiatan di dalamnya, untuk menyatakan "keagungan" atau kemegahan.
d.  Skala yang mencekam, yang membuat manusia sulit merasakan pertalian dirinya dengan ruang. Umumnya skala ini terdapat dalam alam, bukan buatan manusia.

Sedangkan skala yang digunakan dalam perancangan pusat desain Makassar adalah skala akrab, skala wajar (antar ruang pamer), dan megah yang ditunjukkan pada ruang-ruang seperti lobby, ruang desain, atau studio visual mini.

Menurut Plato dalam Hakim (1991 : 2), bahwa :
"Ruang adalah suatu kerangka atau wadah dimana obyek dan kejadian tertentu berada".

Menurut Felicity Brogden dalam Snyder (1989 : 208), bahwa:
Ruang tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan. Jadi pengaruh suatu ruang bergantung pada ruang-ruang yang terletak sebelum dan sesudahnya. Semua urutan ruang harus fungsional dan mudah dibaca.

Ruang-ruang dalam yang direncanakan dalam pusat desain Makassar tidak boleh berdiri sendiri, tetapi harus saling berkaitan satu sama lain. Dan hal ini dapat dicapai dengan adanya ruang pemersatu atau ruang pengikat, misalnya lobby. Dan suasana komunikatif dapat dihadirkan melalui adanya hubungan antara ruang yang satu dengan ruang yang lain dan hirarki ruang yang jelas. Sarana penghubung ruang satu dengan yang lainnya melalui alur sirkulasi yang jelas dan saling terkait.

Menurut Wilkening (1987 : 42), bahwa:
Orang yang mendiami atau memandang suatu ruang akan menilainya menurut seleranya sendiri. Bisa timbul kesan luas, tetapi juga bisa timbul kesan sempit. Bentuk, bagian tertuang, dan susunan interior ruang menentukan kesan yang timbul.

Sehingga dalam merencanakan pusat desain Makassar, untuk mendapatkan komposisi ruang yang baik, diperlukan kesatuan bagian- bagian dalam ruang. Kesatuan itu dapat diperoleh dengan pengaturan yang baik dan pandangan yang serasi. Kegunaan suatu susunan harus merupakan harmoni dengan tuntutan tata ruang yang serasi dan indah. Susunan suatu ruang pertama-tama harus sesuai tujuannya. Maksudnya ialah bahwa penggunaan dan penyusunan perabot ditentukan oleh kebutuhan praktis dan kebiasaan hidup (aktivitas)  penghuninya. Untuk itu perlu diperhatikan keselarasan antara perabot-perabot, ruang gerak, dan ruang pemersatu.

Ditulis Oleh : ANDITRIPLEA

SOBAT, ANDITRIPLEA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI;

0 komentar:

Posting Komentar

;

TEMAN-TEMAN PENGUNJUNG BLOG INI, DI "LIKE" YA..

Artikel Terbaru Via Email
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari blog ini langsung ke email Anda.!!!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes

 

r
u
t
k
e
t
i
s
r
A