NELAYAN BONE

Nelayan Bone dan sekitarnya

Pesisir Teluk Bone di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, adalah tempat bermukimnya para nelayan Suku Bugis. Setiap warga di kampung ini akan memilih laut sebagai tumpuan terakhir hidupnya. Bahkan, anak-anak usia sekolah pun lebih memilih laut dibandingkan bangku sekolah. Dan, bagan apung seakan menjadi sekolah dasar mereka.
Kenyataan tersebut, juga terlihat di bagan apung milik  Punggawa Sahi. Beberapa sahi memang masih dalam usia sekolah. Dan dengan kesadarannya sendiri, mereka lebih memilih menjadi sahi dan terapung di atas bagan apung selama empat bulan, hanya untuk upah sekitar 500 ribu rupiah. Padahal, resiko yang harus dipikul oleh mereka terbilang tidak kecil.
Dalam semalam, paling tidak para sahi harus melakukan pengangkatan jaring sebanyak tiga kali. Hasil tangkapan itulah yang langsung dibawa Punggawa Sahi ke kampung Cappa Ujung, untuk dijual ke para tengkulak ikan. Kelak para tengkulak ikan inilah yang akan membawanya ke pasar.
Kegiatan bagan apung tidak pernah terhenti di satu titik. Ketika dirasakan lokasi itu tidak lagi memberikan banyak ikan. Seiring dengan itu, putaran kehidupan di atas bagan apung ini pun terus bergulir. Di saat seperti itu, para sahi akan melanjutkan rutinitasnya. Tanpa pernah merasa takut dan menimbang resiko bahaya, yang senantiasa mengincarnya.
Laut dan bagan apung adalah dunia sempit para sahi, dengan punggawa sebagai pimpinan adatnya. Tradisi itu sudah terjadi sejak ratusan tahun yang lalu. Dan, mereka ikhlas menjadi bagian dari perjalanan sebuah budaya maritim.
Mata pencaharian sebagian besar penduduk desa ini adalah nelayan. Ikan tangkapan mereka selama ini adalah ikan kerapu. Bila musim surut air laut tiba, penderitaan nelayan Desa benar-benar lengkap. Betapa tidak, seiring dengan surutnya air, terumbu karang tempat berkembang biak ikan, udang, serta, berbagai jenis hewan laut lainnya, hilang terkubur pasir.Mengandalkan tangakapan di wilayah laut yang ditengah dan dalam? Sama saja, dalam kondisi air laut biasa saja, hasil tangkapan mereka sudah minim, yaitu hanya ikan dengan ukuran kecil dan jumlahnya yang sedikit, apalagi dengan surutnya air. Tak jarang mereka harus puas dengan menangkap ikan kerapu ukuran kecil, atau pulang dengan tangan hampa. Padahal ikan kerapu dengan ukuran kecil itu tidak laku dijual.
Tak heran bila begitu musim air surut, rasa sedih pun menyelimuti desa. Bagi mereka, kondisi seperti itu seolah telah menjadi suratan takdir yang harus diterima. Bagi nelayan yang memiliki perahu besar, tak jadi soal, mereka masih bisa melaut hingga ke tengah. Namun tidak demikian dengan nelayan yang tidak memiliki perahu besar.
Cara lain harus mereka tempuh untuk bisa bertahan hidup. Mereka, harus menjual apa saja barang mereka yang masih laku mereka jual. Bahkan, tak jarang para lelaki atau perempuan pergi ke kota untuk mencari nafkah. Menjadi buruh kasar, tukang cuci, serta berbagai pekerjaan lainnya, mereka lakoni demi mendapatkan upah untuk menghidupi anggota keluarga. Dengan kondisi seperti itu, bisa dibayangkan, bagaimana tingkat kesejahteraan keluarga, kesehatan dan pendidikan para penduduk desa itu. Memang, bantuan dari pemerintah kabupaten kadang-kadang diberikan. Namun, bukan sekali dua kali bantuan tersebut tidak sampai ke desa ini.
Kalau pun ada yang sampai, jumlah dan bentuknya pun jauh berkurang dari yang seharusnya. Sungguh menyedihkan. ditengah putus asa melihat terumbu karang yang merupakan tempat hidup ikan dan udang itu terukubur pasir. Padahal, bila rusak, maka nelayan juga membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan ikan atau udang, sebab pemulihan terumbu karang itu memerlukan waktu yang tidak singkat. Bila itu terjadi, maka kesengsaraan juga tidak akan henti-hentinya harus dihadapi para nelayan.
saat itulah kelompok nelayan kampung cappa ujung di kabupaten bone.mencoba jalan keluar. Intinya, terumbu karang harus tetap hidup. Tidak boleh terkubur pasir. Bila terumbu karang masih ada berarti ikan juga tetap ada.

Ditulis Oleh : ANDITRIPLEA

SOBAT, ANDITRIPLEA MENGUCAPKAN TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG DI BLOG INI;

0 komentar:

Posting Komentar

;

TEMAN-TEMAN PENGUNJUNG BLOG INI, DI "LIKE" YA..

Artikel Terbaru Via Email
Dapatkan kiriman artikel terbaru dari blog ini langsung ke email Anda.!!!

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes